Gemuruh Jamaah Sholawat At-Taufiq di HIMAKA |
SAMPANG — Himpunan Alumni Karangdurin (HIMAKA) Karangpenang Onjur, Karangpenang, Sampang, menggelar pengajian yang dikemas dengan shalawat bersama Majelis Pemuda Bersolawat (MPB) At-Taufiq di Lapangan Kecamatan Karangpenang, Ahad malam (10/02/19).
Kegiatan yang digelar dalam memperingati haul masyayikh PP. Miftahul Ulum Karangdurin, Sampang itu sangat gemuruh dipadati anggota HIMAKA dari pelosok Kecamatan Karangpenang, jamaah At-Taufiq, para kiai setempat, serta warga sekitar, dibuka dengan lantunan shalawat dan dilanjutkan dengan pengajian.
KH. Khoiron Zaini mewakili panitia memaparkan dalam sambutannya, pengajian, tabligh akbar, dan majelis shalawat ini tujuannya tak lain sebagai media memperoleh ilmu, meningkatkan ketaatan kepada Allah, memantapkan hati, meningkatkan semangat beribadah. Diharapkan juga, bisa meniru akhlak Nabi Muhammad sebagai panutan, mempunyai akhlak mulia, rendah hati, lemah lembut serta mudah memafkan.
“Sekiranya pulang dari pengajain ada bekal, semakin adem dan tentram hati kita, bukan lagi rasa dendam dan amarah. Itulah sikap Nabi Muhammad. Karena jalan yang paling tepat dan baik ialah berada di gardanya Rasulullah,” tutur Ketua PC GP Ansor Sampang yang juga Khadim MPB At-Taufiq itu.
Gus Khoiron, sapaan akrabnya, juga mengajak seluruh jamaah dan semua lapisan masyarakat agar senantiasa menjaga tali persaudaraan di jaman yang penuh fitnah ini, serta tidak terprovokasi, lebih-lebih di momen-momen panas menjelang pemilu.
Dalam acara tersebut, hadir sebagai penceramah KH. Musleh Adnan. Dalam tausiahnya, pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pamekasan ini mengajak jamaah istakamah menghadiri hadir majelis-majelis shalawat dan pengajian, menebar kedamaian, cinta Rasulullah dan meneladani akhlaknya.
“Karena salah satu kemuliaan umat Nabi Muhammad ialah ditutupi aibnya oleh Allah sampai di akhirat dengan syarat tetap perkokoh shalat, shalawat dan sedekah,” paparnya.
Kiai Musleh juga menegaskan, dalam menjalani kehidupan di era millenial ini ada tiga “penyakit kronis” yang diidap masyarakat: merasa lebih baik dari yg lain, menuduh orang lain salah, dan menfonis orang lain tidak benar.
Di akhir ceramahnya Kiai Musleh mengajak para hadirin bersikap lemah-lembut bijak dan sopan dalam bertutur. Kiai Musleh juga meminta hadirin tidak mudah mengkafirkan orang lain, karena tudingan itu akan kembali kepada dirinya sendiri.
“Barang siapa yang tidak mempunyai sikap baik, sopan dan santun, maka ia diharamkan oleh Allah mendapat kesantunan dan kebaikan. Karena sikap lembut, sopan dan santun akan memudahkan segala urusan dan menghiasi diri kita,” lanjutnya. (IL02)
Sumber : NU Online Pamekasan
Baca Juga : https://pcnu-pamekasan.or.id/himaka-karangpenang-onjur-bersolawat-bersama-mpb-at-taufiq/
No comments:
Post a Comment